Image and video hosting by TinyPic

PENSIUN… Uhhh Takut… , Retired… I’m Lovin it…

Seberapa besarkah ketakutan anda menghadapi masa pensiun, atau malah anda sangat menantikan masa pensiun anda. Seberapa besarkah kepercayaan diri anda dalam menghadapi masa pensiun….?? Pensiun… Mungkin bagi kebanyakan orang kata pensiun masih jauh dari angan-angan, terbayangkan saja belum, apalagi bagi anda yang masih muda atau baru saja memulai untuk meniti sebuah karirnya, atau… malah takut untuk menghadapi pensiun dan bahkan malas untuk memikirkannya. Wajar dan normal-normal saja bagi orang yang baru saja meniti karirnya atau baru saja mendapatkan sebuah pekerjaan yang sangat diinginkan sudah harus di pusingkan dengan memikirkan dan merencanakan masa setelah kita tidak aktif dan produktif lagi bekerja (Pensiun). “Kenapa harus repot-repot, nanti juga akan berjalan dengan sendirinya”, kurang lebihnya ya seperti itulah sikap sebahagian besar dari kita. Dalam menghadapi masa pensiun tentu saja ada ketakutan bagi kita, contohnya ketakutan tersebut misalkan seperti menurunnya kesehatan dan anjloknya pendapatan secara drastis. Maka dari itu kita harus mengantisipasinya dengan melakukan perencanaan pensiun yang baik, matang dan secara dini, ya… setidaknya kita memiliki sebuah harapan yang lebih besar untuk menuju kepada kekehidupan yang lebih bermakna dan berkualitas, karena tidak satu orang pun menginginkan suasana di hari tuanya menjadi sengsara dan bahkan harus bergantung kepada orang lain. Banyak hal yang positif tentunya apabila kita merencanakan masa pensiun dengan matang, nah… yang menjadi banyak pertanyaannya adalah bagaimana kita merencanakannya? Sedini mungkin dalam merencanakan pensiun tentu saja tidak ada salahnya kok… karena “Apabila seseorang bekerja pada umur 25 tahun , “ maka pada saat itulah sebaiknya dia mempersiapkan masa pensiunnya” (Elvyn G Masassya). Kita juga seharusnya menentukan kapan kita akan pensiun, katakana saja apabila kita ingin pensiun pada usia 55 tahun, pada saat sekarang kita berada pada usia 25 tahun, berarti kita masih memiliki 30 tahun lagi untuk melakukan investasi dan menabung. Bagaimana bila kita baru akan merencanakan pada saat kita berusia 35 tahun dan akan berencana pensiun pada usia 55 tahun juga, berarti masa untuk melakukan investasi juga ikut berkurang menjadi 20 tahun lagi bukan?! Sudah pasti juga jumlah nominal uang yang akan diinvestasikan setiap bulannya jauh lebih besar dari pada memulai investasi pada saat usia 25 tahun. Menentukan apa kegiatan yang akan kita lakukan setelah pensiun juga bisa menjadi sebuah rekomendasi yang sangat bagus tentunya. Misalkan saja kita menginginkan menjalani hobi, menjalani bisnins sendiri atau menjadi narasumber pada sebuah seminar-seminar. Pada intinya aktivitas yang akan kita rencanakan setelah pensiun bukanlah lagi untuk menambah penghasilan ,tetapi bukan berarti juga hobi yang kita rencanakan setelah pensiun tidak dapat mengasilkan Provit/income lho… yang terpenting adalah kita dapat menikmati masa-masa pensiun walau jadwal setelah pensiun juga masih padat. Kita dapat melihat pada apa yang telah dilakukan oleh seorang Bondan Winarno yang tenar dengan ucapan Mak Nyess.., setelah masa pensiunnya Bondan menjabat sebagai pemimpin Redaksi Sinar Harapan beliau yang senang mencicipi makanan akhirnya berhasil menjadikan hobinya tersebut dengan sukses bahkan dapat mendatangkan sebuah provit/income dengan menjadi host wisata kuliner pada sebuah stasiun televise swasta. Aktifitas lain yang beliau jalani samapai saat ini adalah selain menjadi Komisaris di Detik.com juga sebagai konsultan freelance di beberapa perusahaan. Pada saatnya kita pensiun tentu saja kita sangat menginginkan mengatur jalan kita sendiri, dan pada akhirnya kita dapat memiliki sebuah kebebasan dalam mengatur sendiri cash flow yang kita peroleh. Impian dan juga keinginan kita yang sangat mendasar tentu saja apabila biaya hidup kita dapat terpenuhi seperti layaknya kita masih aktif dan permanent berpenghasilan, nah… tentu saja yang kita harapkan tentunya adalah bagaimana nilai tabungan setelah pensiun dapat memberikan return yang sama seperti pada saat kita aktif dan permanent berpenghasilan, Setidaknya 70 %-nya dapat terpenuhi agar dapat menangkal post power syndrome. Maka sebaiknya pada saat kita pesiun kita memiliki pendapatan pasif (Passive Income), seperti yang juga di lakukan oleh Al Gore yang menjadi social enterprenuer dalam bagaimana memperingatkan masyarakat dunia mengenai pemanasan Global yang terjadi sedang kita hadapi belakangan ini. Saran saya sih sebenarnya kita sebaiknya mencintai profesi kita sebagai apa, bukan mencintai apa perusahaan itu, dengan begitu setelah masa pensiun kita menjadi seorang professional dalam profesi kita, siapa sangka setelah masa pensiun dapat mendatangkan sebuah income, katakana saja dengan memeberikan seminar-seminar pada universitas atau bahkan pada perusahaan-perusahaan. Soo… buat apa takut mengahadapi masa pensiun, toh.. kita sudah merencanakan dan konsisten untuk disiplin dalam menyisihkan pendapatan kita pada “gudang dana pensiun” kita. Seperti yang dikatakan Suze Orman pada bukunya yang bertajuk 9 langkah menuju kekayaan sejati, “Sekali anda memutuskan menghadapi uang yang anda miliki, anda juga harus mengambil tindakan-tindakan yang sesuai untuk menciptakan kebebasan financial”.
Wrote by Syahpoetra

0 comments:

Posting Komentar


Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 Me, My Self and My Blog All rights reserved.
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress Theme by EZwpthemes