Image and video hosting by TinyPic

Kisah Klasik Persaingan Harga

Apakah Menurunkan harga merupakan sebuah kreativitas atau inovasi baru…? Apakah murah sudah pasti akan meningkatkan penjualan sebuah produk…? Pada awalnya kita melihat persaingan antar operator penyedia layanan tidak terlalu signifikan, tetapi sekarang ini kita tidak bisa pungkiri lagi bahwasanya persaingan dunia nirkabel sangat ketat dengan hadirnya pemain-pemain baru yang memulai bisnisnya dalam bidang telekomunikasi. Saat ini santer sekali bahwasanya persaingan antar operator tidak lain dan tidak bukan adalah persaingan harga yang terlalu cepat sehingga penyerapan konsumen yang rendah, ini membuktikan bahwa konsep-konsep dan program-program promosi tidak bekerja dengan efektif untuk menambah customer base. Pada akhirnya yang sangat santer adalah fenomena gonta ganti kartu yang marak, di lain hal bagi konsumen yang sudah memakai layanan selular sebelumnya tetap akan mempertahankan kartu existingnya. Dari kejadian ini seyogyanya pihak penyedia layanan melakukan penetrasi yang lebih mendalam dan memiliki program-program yang lebih focus sesuai dengan kriteria produk dan visi dari perusahaan tersebut, tidak hanya terus-terusan untuk menurunkan harga demi menarik new customer. Maka dari itu sebaiknya para penyedia layanan memikirkan bagaimana untuk bisa keluar dari kisah klasik persaingan harga tersebut. Pada intinya perusahaan harus memikirkan bagaimana membangun sebuah kepuasan yang dapat memberikan output loyal terhadap produk yang dipasarkan, bagaimana membuat konsumen itu sendiri mendapatkan rasa puas, bangga dan pada akhirnya bercerita…?? Tingkat kepuasan bercerita maksudnya adalah, konsumen yang sudah menggunakan produk dan merasa puas akan bercerita kepada oaring lain, dalam hal kepuasan ini konsumen bukan lagi bertindak sebagai customer lagi melainkan sebagai marketing kita, nah… bagaimana untuk mencapai hal tersebut ? hal yang paling utama adalah memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen baik itu dari hal sekecil apapun tentang konsumen harus kita ketahui. Pasar selular di Indonesia sangat atraktif, dalam 5 tahun kedepan bisnis telekomunikasi di Indonesia masih akan berjaya. Tuntutan bagi perusahaan untuk lebih jeli melihat kebutuhan pasar dan dapat meimplementasikannya menjadi sebuah produk yang masterpiece jauh lebih baik dari hanya sekedar bersaing di sisi harga saja bukan? Membuat produk yang inovatif dan program-program yang focus terhadap konsumen bisa dijadikan jurus yang manjur untuk memperoleh sebuah customer base di pasaran telekomunikasi saat ini. Suatu hal yang menjadi peluang bagi produsen di Indonesia loyalitas terhadap brand yang kuat , namun ini tentunya bagi perusahaan yang telah memiliki brang yang kuat di mata konsumen. Siapa cepat belum tentu dia dapat…. Alasan mengapa terjadinya perang harga adalah dikarenakan banyaknya pemain-pemain baru yang hadir di dunia telekomunikasi sekarang ini. Pihak perusahaan tidak hanya bisa mengandalkan penurunan harga untuk mendapatkan sebuah penjualan, menurut Eric Meijer, Wakil Presiden Direktur PT. Bakrie Telecom, bahwasanya pendapatan dari pada pemain di industri telekomunikasi telah menurun, mencapai angka 70% pada beberapa kasus, yang disebabkan oleh persaingan yang sangat ketat. Direktur MarkPlus & Co, Hermawan Kartajaya menyampaikan bahwa “Para pemain, yang lazim disebut sebagai penyedia nilai, mengikuti peraturan dasar mengenai persediaan dan penawaran yang menyatakan bahwa penurunan harga akan mengakibatkan kanaikan penjualan. Secara tidak sadar mereka telah mengabaikan teori dasar lainya yaitu teori elastisitas harga, yang manyebutkan bahwa hubungan antara harga dan kuantitas permintaan tidaklah selalu elastis”. Pada akhirnya dalam jangka panjang persaingan harga akan merusak citra dari sebuah perusahaan itu. Di tahun 2008 ini merupakan tahun Inovasi tekhnologi dan seni, para operator syogyanya untuk lebih kreatif dan membuat sebuah inovasi-inovasi baru yang dapat menjadikannya sebuah perbedaan dari competitor. Kita dapat melihat bahwasanya sesuatu yang mahal bukan berarti tidak memiliki pasar toh, apalagi mengingat budaya masyarakat Indonesia yang masih tergolong memiliki gengsi tinggi, contohnya saja dari segi ponsel, Vertu yang harganya sangat mahal tetap saja memilki pasar, dari segi mobil, Lexus juga yang harganya sangat mahal tetap saja masih diincar orang, karena fitur-fitur yang ditwarkan didalamnya juga sangatlah menarik, nah… tinggal bagaimana sebuah operator memahami betul pelanggannya, sehingga dapat menarik hati dari konsumen itu sendiri, tetapi tidak hanya dari segi harga.
Wrote by Syahpoetra

0 comments:

Posting Komentar


Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 Me, My Self and My Blog All rights reserved.
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress Theme by EZwpthemes